Afgan baru putus dengan pacarnya. Pacarnya, wanita yang sangat ia cintai tiba- tiba memutuskannya tanpa sebabKemaren aku baru putus dengan Sandy. Aku tidak tahu mengapa ia tiba- tiba memutuskanku. Setiap kali aku menanyakan ia selalu menghindar. Bahkan teman- temannya menghindariku. Pada siapa aku harus bertanya.
Entahlah. Hanya satu hal yang sangat mungkin bagiku. Ia memiliki orang lain yang lebih dicintai. Mungkin ia menemukan seseorang yang lebih baik dari aku. Dan teman- temannya mengetahuinya. Tentu saja. Jika masalah dalam hubungan? Rasanya tidak ada. Aku selalu melakukan apapun yang ia inginkan. Aku juga selalu mengalah. Dan tiba- tiba ia ingin putus. Menurutku ini yang paling masuk akal.
Sudah tiga hari kami tidak berkomunikasi. Duniaku rasanya hampa. Tiada berwarna. Dan aku tidak bisa menahan diriku lagi untuk menemuinya. Aku tahu dimana tempatnya paling sering ngupul dengan teman- temannya. Dan rasanya tidak akan berubah hanya karena ia memutuskan hubungan denganku.
Cafetaria di utara kampus. Mungkin aku tidak menyapanya. Mungkin dia tidak akan menyadari kehadiranku. Biarlah. Aku hanya ingin memandang wajahnya. Mendengar suara dan tawanya.
Benar dugaanku ternyata ia disana. Namun mengapa hanya berdua saja? Mana teman- temannya? siapa lelaki yang disampingnya? Pacar barunya? Orang yang menyebabkan hancurnya hubungan kami.
Apa? Dia melingkarkan tangannya dibahu pacarku? Meski ia minta putus tapi aku belum memutuskannya. Dia masih pacarku dan berani sekali bajingan ini.
Logikaku tak mampu lagi menahan emosiku yang kian naik. Pikiran pikiran burukku bersinergis untuk menghajar manusia brengsek ini. Aku yakin sekali dialah yang menjadi keretakan hubungan kami. Aku langsung mencengkram leher bajunya.
“Afgan jangan!!!” teriakan Sandy tak dapat menahan terjangan tanganku hingga ia terpental. Ketika ia berdiri sempoyongan aku baru menyadari ternyata ia wanita…
0 comments:
Post a Comment